ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN AKTIFITAS DAN ISTIRAHAT
PENDAHULUAN
Serangan jantung bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali perempuan.
Namun, ironisnya, serangan penyakit mematikan pada wanita ini sebagian besar
minim gejala.
Ciri khas gejala serangan jantung
adalah nyeri dada dan ketidaknyamanan. Namun wanita cenderung mengalami
serangan berbeda," terkadang beberapa wanita yang mengalami serangan
jantung tidak pernah mengalami nyeri dada. Maka para wanita harus lebih jeli
mengenali gejala serangan jantung seperti nyeri leher, rahang, bahu atau
punggung, ketidaknyamanan perut atau kesulitan bernafas dengan tiba-tiba.
Gejala serangan
jantung yang menimpa wanita:
1.
Cepat merasa kelelahan
Lebih dari 70% responden dalam
penelitian National Institute of Health (NIH) merasakan cepat sekali
kelelahan sebelum mendapat serangan jantung. Biasanya kelelahan itu dirasakan
sebulan penuh, sebelum serangan terjadi.Tapi bagaimana membedakan kelelahan
akibat adanya gangguan pada jantung dengan rasa lelah yang biasa kita alami,
misalnya lelah karena habis berolahraga atau bekerja?
Yang membedakan sebenarnya adalah,
jika rasa lelah yang kita rasakan usai berolahraga biasanya akan hilang begitu
kita makan, mandi, atau melakukan relaksasi. Sedangkan kelelahan akibat
gangguan pada jantung akan terasa lebih lama, seolah tubuh tak pernah sanggup
mengisi ulang energi untuk melakukan berbagai aktivitas.
2.
Napas menjadi lebih pendek
Penelitian NIH itu juga
menyimpulkan, ada sebanyak 40% dari responden yang mengalami kesulitan bernapas
sebelum serangan jantung terjadi. Ciri yang paling mudah adalah apabila ketika
kita naik tangga atau berjalan kaki, tiba-tiba kita merasa tersengal-sengal,
ini bisa menjadi sinyal serangan jantung yang harus diantisipasi.
3.
Nyeri pada rahang, leher, telinga, dan
pundak
Pada pria umumnya rasa nyeri
dirasakan di dada, tapi tidak demikian yang terjadi pada wanita. Rasa nyerinya
lebih menyebar, bahkan terasa sampai rahang, leher, dan telinga.Selain memahami
gejala-gejalanya, kita juga harus memiliki kesadaran apabila gejala-gejala
tersebut mulai dirasakan.
STUDY KASUS
Seorang wanita berusia 52 tahun dirawat dirumah saki tdengan keluhan
mudah lelah dan nafas terengah-engah terutama saat digunakan untuk
beraktifitas. Pasien mengatakan dada terasa sesak dan badan lemas ketika mencoba berjalan ke kamar mandi. Ia
memiliki riwayat sakit jantung sejak 3 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital
denyut nadi 92x/menit, TD 150/90 mmHg,
frekwensi nafas 24x/menit, suhu 36,7o C.
PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama :
Ny.X
Umur :
52Tahun
JenisKelamin :
Perempuan
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
Wiraswasta
Agama :
Islam
Alamat :
Bantul
Status Pernikahan : Kawin
ANALISIS DATA
Data Senjang
DS:
-
Klien mengeluh nafas terengah-engah dan lelah terutama saat digunakan untuk
beraktifitas.
-
Pasien mengatakan dada terasa sesak dan
badan lemas ketika mencoba berjalan ke kamar mandi.
DO:
-
TD : 150/90 mmHg
-
R : 24x/menit
-
Riwayat penyakit : klien memiliki sakit jantung sejak
3 tahun yang lalu
RENCANA
KEPERAWATAN
1. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(NANDA)
Intoleran aktifitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang di tandai dengan mudah lelah dan nafas terengah-engah, dada terasa sesak, dan badan terasa lemas. Respon TD abnormal terhadap aktifitas TD 150/90 mmHg, R 24x/menit, dan dyspnea setelah beraktifitas.
2. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
(NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, kelelahan pasien terpenuhi dengan kriteria hasil:
1.
Kemudahan bernafas saat beraktifitas
2.
Klien mampu memenuhi oksigen dan
aktifitas
3.
Klien mampu menjalankan aktifitas dalam kehidupan sehari- hari
4.
Klien mampu menurunkan TD secara normal. TD 110/80 – 120/90 mmHg
5.
Klien mampu mengatur kecepatan pernafasan saat aktifitas.
6.
EKG dalam batas normal.
3. INTERVENSI (
NIC)
1.
Pantau frekwensi tanda vital.
2.
Evaluasi nyeri dada
(intensiti, lokasi, radiasi, durasi, mempercepat dan mengurangi faktor).
3.
Pantau system kardiovaskuler.
4.
Pantau hasil laboratorium yang cocok.
5.
Pantau kemampuan aktifitas pasien.
6.
Pantau status pernafasan untuk gejala gagal jantung.
7.
Pantau dyspnea, kelelahan,
tachypnea dan orthopnea.
8.
Atur olahraga dan istirahat untuk menghindari kelelahan.
9.
Catat tanda dan gejala dari penurunan curah jantung
10.
Akui adanya perubahan tekanan darah.
11.
Anjurkan pasien tentang pentingnya segera melapor setiap kelelahan dada.
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI
Tanggal 06-06-2012 pukul 09.45 WIB
-
Memantau frekwensi tanda vital.
-
Mengevaluasi nyeri dada (intensiti,
lokasi, radiasi durasi, mempercepat dan mengurangi factor).
-
Mencatat tanda dan gejala dari penurunan curah jantung.
-
Mengatur olahraga dan istirahat untuk menghindari kelelahan.
EVALUASI
S: Klien mengatakan masih merasa
lelah dan nafas kadang-kadang
terengah-egah saat digunakan
untuk beraktifitas, dada masih terasa sesak dan badan masih lemas.
O: - klien tampak masih
lelah
-
R : 20 x/menit
A: - Tujuan
teratasi sebagian:
-
R : 20
x/menit, TD 130/80
P : - Untuk perawat:
- Mengecek tanda-tanda vital
- Memberikan therapi
- Untuk klien:
- Meminum obat secara teratur.
- Mengatur olahraga
dan aktifitas untuk mengindari kelelahan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Gejala serangan jantung adalah nyeri dada dan
ketidaknyamanan,kelelahan dan nafas menjadi pendek. Lebih dari 70% responden
dalam penelitian National Institute of Health (NIH) merasakan cepat
sekali kelelahan sebelum mendapat serangan jantung. Nafas menjadi pendek Penelitian
NIH itu juga menyimpulkan, ada sebanyak 40% dari responden yang mengalami
kesulitan bernapas sebelum serangan jantung terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Fundamental Of Nursing, Concepts
Process & Practice, Patricia A. Potter Et All. Third Edition, 1992, Mosby
Year Book Washington.
NANDA Diagnosis Keperawatan
2009-2011,Herdman T. Heather,2011. BukuKedokteran EGC Jakarta.
Nursing Intervention Classification (NIC)
fifth edition, Bulechek Butcher Dochterman, 1992.Mosby Elsevier Washington
Nursing Outcomes Clasification (NOC) fourth
edition, Moorhead Johnson Maas Swanson,1997. Mosby Elsevier Washington
Tidak ada komentar:
Posting Komentar