Rabu, 20 Juni 2012

STROKE


 STROKE

Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari Cerebrovaskular Disease ( CVD), yaitu gangguan neurology yang sering terjadi pada orang dewasa (Huddak & Gallo, 1996). Penyakit ini merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Amerika Serikat, setelah penyakit jantung dan kanker. Penyakit CVD menyangkut semua proses patologi yang mengenai pembuluh darah otak. Sebagian besar CVD terjadi karena trombosis, embolisme, atau hemoragi. Mekanisme masing-masing etiologi ini berbeda, tetapi akibatnya sama, yaitu iskhemia atau hipoksia pada area otak setempat. Iskemia dapat menyebabkan nekrosis otak (infark).

Berdasarkan penyebabnya, stroke dapat dibedakan menjadi dua macam,yaitu
1.      Stroke Iskhemik  Stroke yang terjadi sebagai akibat dari adanya sumbatan pada arteri sehingga menyebabkan penurunan suplay oksigen pada jaringan otak ( iskhemik ) hingga menimbulkan nekrosis. 87% kasus stroke disebabkan kerena adanya sumbatan yang berupa thrombus atau embolus. Trombus adalah gumpalan/sumbatan yang berasal dari pembuluh darah otak. Embolus adalah gumpalan/sumbatan yang berasal dari tempat lain, misalnya jantung atau arteri besar lainnya. Faktor lain yang berpengaruh adalah denyut jantung yang irreguler (atrial fibrillation) yang merupakan tanda adanya sumbatan dijantung yang dapat keluar menuju otak. Adanya penimbunan lemak pada pembuluh darah otak (aterosklerosis) akan meningkatkan resiko terjadinya stroke iskhemik.  
2.      Stroke Hemoragi  Stroke yang terjadi sebagai akibat pecahnya pembuluh darah yang rapuh diotak. Dua tipe pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke hemoragi, yaitu; aneurysms dan arteriovenous malformations (AVMs). Aneurysms adalah pengembangan pembuluh darah otak yang semakin rapuh sehingga data pecah. Arteriovenous malformations adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal, sehingga mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.

87 % stroke diakibatkan oleh obstruksi vaskuler (trombi atau emboli), mengakibatkan iskemia dan infark. Sekitar 17 % kasus stroke adalah hemoragi yang diakibatkan oleh penyakit vascular hipertensif (yang menyebabkan hemoragi intraserebral), ruptur anuerisme, atau malformasi arteriovenosa (AVM). Stroke trombotik terjadi mendadak dan pada awalnya sempurna atau berkembang selama beberapa waktu, tergantung pada berapa banyak darah yang dapat melewati lumen vaskuler. Baik stroke embolik maupun hemoragik secara khas terlihat mendadak dan berkembang dengan cepat selama beberapa menit atau jam. Biasanya hanya memberikan sedikit tanda atau tidak sama sekali.
Stroke adalah penyakit gangguan peredaran darah keotak, baik yang disebabkan oleh karena penyumbatan maupun perdarahan, keduanya sangat membahayakan sel otak yang disuplay darah oleh arteri tersebut. Pada stroke iskhemia, penyumbatan dapat mengakibatkan terputusnya aliran darah keotak sehingga menghentikan suplay oksigen, glukosa, dan nutrisi lainnya kedalam sel otak yang mengalami serangan. Bila terhentinya suplay darah ini terjadi selama satu menit dapat mengarah pada gejala – gejala yang dapat pulih, seperti kehilangan kesadaran., jika kekurangan oksigen berlanjut lebih dari beberapa menit, dapat menyeabkan nekrosis mikroskopis neuron-neuron, area nekrotik disebut infark..
Pada perdarahan intracranial, darah berasal dari robeknya pembuluh darah yang kemudian masuk kedalam sel otak dan mengisi ruangan sekelilingnya. Bila darah yang terkumpul banyak, dapat menyebabkan meningkatnya tekanan intracranial, Pada saat yang sama, perdarahan dapat juga menyebebkan terhentinya supplay oksigen dan nutrisi kedaerah yang terkena. Fase akut dari stroke umumnya dihitung sejak pasien dirawat sampai keadaan umum pasien stabil, yang biasanya 48-72 jam pertama sejak pasien masuk rumah sakit, tetapi kadang-kadang bisa lebih dari 72 jam. Selama fase ini, kegiatan perawatan terutama ditujukan untuk mempertahankan fungsi vital pasien dan mencegah terjadinya kerusakan sel otak lebih lanjut. Selain kedua hal tersebut diatas, tindakan keperawatan juga bertujuan untuk mencegah terjadinya

Komplikasi berupa kecacatan fisik, mental dan sosial.
Stroke karena embolus dapat merupakan akibat bekuan darah, plak ateromatosa fragmen, lemak atau udara. Emboli pada otak kebanyakan berasal dari jantung, sekunder dengan infark miokard atau fibrilasi atrium. Sindrom neurovaskuler yang lebih sering terjadi pada stroke trombolitik dan embolitik adalah karena keterlibatan arteria serebral madiana. Jika etiologi stroke adalah hemoragi, maka faktor pencetusnya biasanya adalah hipertensi . Abnormalitas vascular seperti AVM dan anuerisma serebral lebih rentan terhadap ruptur dan menyebabkan hemoragi pada keadaan hipertensi.
Sindrom neurovaskuler yang lebih sering terjadi pada stroke trombotik dan embolitik adalah karena keterlibatan arteri serebral mediana. Arteri ini terutama mensuplai aspek lateral hemisfer serebri. Infark pada bagian tersebut dapat menyebabkan defisit kolateral motorik dan sensorik. Jika infark hemisfer adalah dominan, maka akan terjadi masalah-masalah bicara dan timbul disfasia. Dengan stroke trombotik atau embolik, maka besarnya bagian otak yang mengalami iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dimana stroke akan meluas setelah serangan pertama. Dapat terjadi edema serebral massif dan peningkatan tekanan intra cranial (TIK) pada titik herniasi dan kematian setelah trombotik terjadi pada area yang luas. Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya saat serangan. Karena stroke trombotik sering disebabkan aterosklerosis, maka ada resiko untuk terjadi stroke di masa mendatang pada pasien yang sudah pernah mengalaminya. Dengan stroke embolik, pasien juga mempunyai kemungkinan untuk mengalami stroke hemoragik jika penyebabnya tidak ditangani. Jika luas jaringan otak yang rusak akibat stroke hemorhagi tidak besar dan bukan pada tempat yang vital, maka pasien dapat pulih dengan defisit minimal. Jika hemorhagi luas atau terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin tidak dapat pulih.

Faktor Resiko stroke
Faktor resiko stroke yang dapat dimodifikasi adalah
1.      Tekanan darah tinggi
2.      Diabetes Melitus
3.      Merokok
4.      Penyakit arteri carotis dan perifer
5.   Obesitas dan kurang aktivitas
6.    Penggunaan alcohol
7.     Penggunaan obat – obatan terlarang

Faktor resiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi adalah :
1.      Usia:  Semakin bertambah usia, semakin meningkatkan resiko stroke
2.      Jenis kelamin  Laki-laki mempunyai resiko lebih besar untuk menderita stroke dibandingkan wanita.
3.      Riwayat keluarga
4.      Pernah mengalami stroke

Tidak ada komentar:

Posting Komentar