STROKE
Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit
neurologi yang yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai
akibat dari Cerebrovaskular Disease ( CVD), yaitu gangguan neurology yang
sering terjadi pada orang dewasa (Huddak & Gallo, 1996). Penyakit ini
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Amerika Serikat, setelah
penyakit jantung dan kanker. Penyakit CVD menyangkut semua proses patologi yang
mengenai pembuluh darah otak. Sebagian besar CVD terjadi karena trombosis,
embolisme, atau hemoragi. Mekanisme masing-masing etiologi ini berbeda, tetapi
akibatnya sama, yaitu iskhemia atau hipoksia pada area otak setempat. Iskemia
dapat menyebabkan nekrosis otak (infark).
Berdasarkan
penyebabnya, stroke dapat dibedakan menjadi dua macam,yaitu
1. Stroke Iskhemik Stroke yang terjadi sebagai akibat dari
adanya sumbatan pada arteri sehingga menyebabkan penurunan suplay oksigen pada
jaringan otak ( iskhemik ) hingga menimbulkan nekrosis. 87% kasus stroke
disebabkan kerena adanya sumbatan yang berupa thrombus atau embolus. Trombus
adalah gumpalan/sumbatan yang berasal dari pembuluh darah otak. Embolus adalah
gumpalan/sumbatan yang berasal dari tempat lain, misalnya jantung atau arteri
besar lainnya. Faktor lain yang berpengaruh adalah denyut jantung yang
irreguler (atrial fibrillation) yang merupakan tanda adanya sumbatan dijantung
yang dapat keluar menuju otak. Adanya penimbunan lemak pada pembuluh darah otak
(aterosklerosis) akan meningkatkan resiko terjadinya stroke iskhemik.
2. Stroke Hemoragi Stroke yang terjadi sebagai akibat
pecahnya pembuluh darah yang rapuh diotak. Dua tipe pembuluh darah otak yang
dapat menyebabkan stroke hemoragi, yaitu; aneurysms dan arteriovenous
malformations (AVMs). Aneurysms adalah pengembangan pembuluh darah otak yang
semakin rapuh sehingga data pecah. Arteriovenous malformations adalah pembuluh
darah yang mempunyai bentuk abnormal, sehingga mudah pecah dan menimbulkan
perdarahan otak.
87 % stroke diakibatkan oleh obstruksi vaskuler
(trombi atau emboli), mengakibatkan iskemia dan infark. Sekitar 17 % kasus stroke
adalah hemoragi yang diakibatkan oleh penyakit vascular hipertensif (yang
menyebabkan hemoragi intraserebral), ruptur anuerisme, atau malformasi
arteriovenosa (AVM). Stroke trombotik terjadi mendadak dan pada awalnya
sempurna atau berkembang selama beberapa waktu, tergantung pada berapa banyak
darah yang dapat melewati lumen vaskuler. Baik stroke embolik maupun
hemoragik secara khas terlihat mendadak dan berkembang dengan cepat selama
beberapa menit atau jam. Biasanya hanya memberikan sedikit tanda atau tidak
sama sekali.
Stroke
adalah penyakit gangguan peredaran darah keotak, baik yang disebabkan oleh
karena penyumbatan maupun perdarahan, keduanya sangat membahayakan sel otak
yang disuplay darah oleh arteri tersebut. Pada stroke iskhemia,
penyumbatan dapat mengakibatkan terputusnya aliran darah keotak sehingga menghentikan
suplay oksigen, glukosa, dan nutrisi lainnya kedalam sel otak yang mengalami
serangan. Bila terhentinya suplay darah ini terjadi selama satu menit dapat
mengarah pada gejala – gejala yang dapat pulih, seperti kehilangan kesadaran.,
jika kekurangan oksigen berlanjut lebih dari beberapa menit, dapat menyeabkan
nekrosis mikroskopis neuron-neuron, area nekrotik disebut infark..
Pada perdarahan intracranial, darah berasal dari robeknya
pembuluh darah yang kemudian masuk kedalam sel otak dan mengisi ruangan
sekelilingnya. Bila darah yang terkumpul banyak, dapat menyebabkan meningkatnya
tekanan intracranial, Pada saat yang sama, perdarahan dapat juga menyebebkan
terhentinya supplay oksigen dan nutrisi kedaerah yang terkena. Fase akut dari stroke
umumnya dihitung sejak pasien dirawat sampai keadaan umum pasien stabil, yang
biasanya 48-72 jam pertama sejak pasien masuk rumah sakit, tetapi kadang-kadang
bisa lebih dari 72 jam. Selama fase ini, kegiatan perawatan terutama ditujukan
untuk mempertahankan fungsi vital pasien dan mencegah terjadinya kerusakan sel
otak lebih lanjut. Selain kedua hal tersebut diatas, tindakan keperawatan juga
bertujuan untuk mencegah terjadinya
Komplikasi
berupa kecacatan fisik, mental dan sosial.
Stroke
karena embolus dapat merupakan akibat bekuan darah, plak ateromatosa fragmen,
lemak atau udara. Emboli pada otak kebanyakan berasal dari jantung, sekunder
dengan infark miokard atau fibrilasi atrium. Sindrom neurovaskuler yang lebih
sering terjadi pada stroke trombolitik dan embolitik adalah karena
keterlibatan arteria serebral madiana. Jika etiologi stroke adalah
hemoragi, maka faktor pencetusnya biasanya adalah hipertensi . Abnormalitas vascular seperti AVM dan anuerisma
serebral lebih rentan terhadap ruptur dan menyebabkan hemoragi pada keadaan
hipertensi.
Sindrom neurovaskuler yang lebih sering terjadi pada stroke
trombotik dan embolitik adalah karena keterlibatan arteri serebral mediana.
Arteri ini terutama mensuplai aspek lateral hemisfer serebri. Infark pada
bagian tersebut dapat menyebabkan defisit kolateral motorik dan sensorik. Jika
infark hemisfer adalah dominan, maka akan terjadi masalah-masalah bicara dan
timbul disfasia. Dengan stroke trombotik atau embolik, maka besarnya
bagian otak yang mengalami iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang
dimana stroke akan meluas setelah serangan pertama. Dapat terjadi edema
serebral massif dan peningkatan tekanan intra cranial (TIK) pada titik herniasi
dan kematian setelah trombotik terjadi pada area yang luas. Prognosisnya
tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya saat serangan. Karena stroke
trombotik sering disebabkan aterosklerosis, maka ada resiko untuk terjadi stroke
di masa mendatang pada pasien yang sudah pernah mengalaminya. Dengan stroke
embolik, pasien juga mempunyai kemungkinan untuk mengalami stroke hemoragik jika
penyebabnya tidak ditangani. Jika luas jaringan otak yang rusak akibat stroke
hemorhagi tidak besar dan bukan pada tempat yang vital, maka pasien dapat
pulih dengan defisit minimal. Jika hemorhagi luas atau terjadi pada daerah yang
vital, pasien mungkin tidak dapat pulih.
Faktor
Resiko stroke
Faktor
resiko stroke yang dapat dimodifikasi adalah
1. Tekanan darah tinggi
2. Diabetes Melitus
3. Merokok
4. Penyakit arteri carotis dan perifer
5. Obesitas dan kurang aktivitas
6. Penggunaan alcohol
7. Penggunaan obat – obatan terlarang
Faktor
resiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi adalah :
1. Usia: Semakin bertambah usia,
semakin meningkatkan resiko stroke
2. Jenis kelamin Laki-laki
mempunyai resiko lebih besar untuk menderita stroke dibandingkan wanita.
3. Riwayat keluarga
4. Pernah mengalami stroke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar