Pemuda Muhammadiyah
A . Sejarah
Pemuda Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom dilingkungan muhammadiyah
yang merupakan gerakan dakwah islam amar ma’rufnahi mungkar dikalangan pemuda ,
berqidah islam , dan bersumber pada al-quran dan sunnah rasul . Organisasi ini
didiriakn dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun , membina , dan mengerakkan
potensi pemuda islam serta meningkatkan perannya sebagai kadar untuk mencapai
tujuan Muhammadiyah . Awal berdirinya Pemuda Muhammadiyah secara kronologis
dapat dikaitkan denga keberadaan Siswo Proyo Priyo (SPP), suatu gerakan yang
sejak awal diharapkan K.H.
Ahmad Dahlan dapat melakukan kegiatan pembinaan terhadap remaja/pemuda
Islam. Dalam perkembangannya SPP mengalami kemajuan yang pesat, hingga pada
Konggres Muhammadiyah ke-21 di Makasar pada tahun 1932 diputuskan berdirinya
Muhammadiyah Bagian Pemuda, yang merupakan bagian dari organisasi dalam
Muhammadiyah yang secara khusus mengasuh dan mendidik para pemuda keluarga
Muhammadiyah. Keputusan Muhammadiyah tersebut mendapat sambutan luar biasa dari
kalangan pemuda keluarga Muhammadiyah, sehingga dalam waktu relatif singkat
Muhammadiyah Bagian Pemuda telah terbentuk di hampir semua ranting dan cabang
Muhammadiyah. Dengan demikian pembinaan Pemuda Muhammadiyah menjadi tanggung
jawab pimpinan Muhammadiyah di masing-masing level. Misalnya, di tingkat
Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggung jawab mengasuh, mendidik dan membimbing
Pemuda Muhammadiyah diserahkan kepada Majelis Pemuda, yaitu lembaga yang
menjadi kepanjangan tangan dan pembantu Pimpinan Pusat yang memimpin gerakan
pemuda . Selanjutnya dengan persetujuan Majelis Tanwir, Muhammadiyah Bagian Pemuda
dijadikan suatu ortom yang mempunyai kewenangan mengurusi rumah tangga
organisasinya sendiri. Akhirnya pada 26 Dzulhijjah 1350 H bertepatan dengan 2
Mei 1932 secara resmi Pemuda Muhammadiyah berdiri sebagai ortom.
Pencapaian maksud dan tunjuan tersebut dilakukan dengan upaya-upaya
sebagai berikut:
·
Meningkatkan iman dan taqwa kepadaAllah swt
·
Memperdalam ilmu . memperuas pengetahuan dan
meningkatkan kecerdasan serta mengamatkan sesuai dengan ajaran islam .
·
Memperdalam dan meningkatkan pemahaman Agama
Islam .
·
Menyelenggarakan dan meningkatkan mutu
pendidikan kader
·
Mengadakan dakwah dikalangan Pemuda dan Remaja
·
Meningkatkan fungsi dan peran pemuda
muhammadiyah sebagai kader muhammadiyah , kaderumat islam , dan kader bangsa.
·
Memasyarakatkan dan meningkatkan seni budaya
yang menafaskan islam
·
Menumbuhkan dan Mengembangkan seni budaya yang
bernafas islam
·
Menggembirakan beramal yang diridahi Allah dan
hidup tolong –menolong (ta’awun)dalam ukhuwah islamiyah
·
Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi Tujuan
Visi:
Mempersiapkan kader dan generasi muda Indonesia
untuk siap menghadapi tantangan masa depan yang lebih beragam, penuh dinamika
dan berbagai kepentingan datam rangka mencapai maksud dan tujuan Pemuda
Muhammadiyah.
Misi:
Menjadikan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar,
gerakan keilmuan, gerakan sosialkemasyarakatan dan gerakan kewirausahaan
sebagai tumpuan kegiatan dengan memahami setiap persoalan yang timbut dan
kebutuhan lingkungan dimana Pemuda Muhammadiyah melakukan amal karya nyatanya.
B . Struktur Kepemimpinanya
Susunan OrganisasiPemuda MUhammadiyah
dibuatsecara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat , Pimpinan Wilayah ,
Pimpinan Daerah , Pimpinan Cabang , Dan tingkat Ranting . Pimpinan Pusat adalah
kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional . Pimpinan Wilayah adalah
kesatuan daerah- daerah dalam tingkat propinsi atau daerah tingkat I . Pimpinan
Daerah adalah Kesatuan cabang – cabang dalam tingkat kabupaten/kotamadia atau
daerah tingkat II . Sedangkan Pimpinan Cabang adalah Kesatuan ranting-ranting
dalam satu datam satu tempat tertentu (setingkat kecamatan).Pimpinan ranting
adalah kesatuan anggota-anggota datam satu tempat tertentu (setingkat
desa).Saat ini, Pemuda Muhammadiyah telah menjangkau seluruh wilayah.
Persyaratan Anggota
Anggota Pemuda Muhammadiyah harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Warga Negara Indonesia yang beragama Islam
2. Laki-laki yang berumur 18 sampai dengan 40 tahun
3. Menyetujui maksud dan tujuan gerakan
4. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha gerakan
5. Mendaftarkan diri pada pimpinan Pemuda Muhammadiyah
setempat.
Sasaran anggota pemuda muhammadiyah adalah pemuda yang memenuhi syarat
menjadi anggota pemuda muhammadiyah , tidak membeda – bedakan setatus social
dan memiliki niatan yang kuat dan bertanggung jawab.
Seiring
dengan usainya masa pergolakan tersebut dan Indonesia memasuki masa damai,
pemuda muhammadiyah secara alamiah juga memiliki fungsi dan peran, yakni
sebagai salah satu jalur pembinaan anggota Pemuda Muhammadiyah berdasarkan
minat, bakat, dan kemampuannya, dengan catatan tidak menggunakan uniform militer
secara mencolok dan merubah arah aktivitas dari satuan pengamanan ke arah
penyiapan sumber daya terlatih untuk penanganan masalah – masalah publik
berbasis bencana.
STRATEGI DASAR
1. Mengaktifkan serta mengefektifkan kembali gerakan dakwah jama’ah di lingkungan Pemuda Muhammadiyah dalam rangka meningkatkan kualitas dan militansi kader.
2. Meningkatkan pembinaan mubaligh-muballigh Pemuda Muhammadiyah melalui pelatihan-pelatihan tabligh yang bersinergi dengan peningkatan kuantitas tabligh akbar di berbagai wilayah dan daerah di seluruh Indonesia.
3. Menciptakan bisnis riil secara gradual melalui kemitraan dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta.
4. Menggerakkan pendirian unit-unit usaha berbasis koperasi di berbagai wilayah, daerah, dan cabang-cabang Pemuda Muhammadiyah yang mengacu pada program pemerintah dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan.
5. Menata pola komunikasi antar wilayah, daerah, cabang, dan ranting-ranting Pemuda Muhammadiyah berbasis teknologi informasi yang hemat dan efisien dalam rangka mempercepat arus informasi organisasi ke seluruh level kepemimpinan.
6. Mengaktifkan jaringan Pemuda Muhammadiyah dalam mendukung seluruh program kerja yang telah diagendakan organisasi.
7. Mengoptimalkan peran media cetak dan elektronik dalam mensosialisasikan program-program kerja Pemuda Muhammadiyah.
8. Meningkatkan kapasitas (capacity building) kader-kader Pemuda Muhammadiyah melalui intensifikasi pelatihan-pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi.
9. Memperluas jaringan kerjasama dengan pihak-pihak funding asing dalam bidang pengembangan masyarakat (community development).
10. Membangun jaringan lobbying ke pusat-pusat kekuasaan dan kekuatan politik yang ada.
1. Mengaktifkan serta mengefektifkan kembali gerakan dakwah jama’ah di lingkungan Pemuda Muhammadiyah dalam rangka meningkatkan kualitas dan militansi kader.
2. Meningkatkan pembinaan mubaligh-muballigh Pemuda Muhammadiyah melalui pelatihan-pelatihan tabligh yang bersinergi dengan peningkatan kuantitas tabligh akbar di berbagai wilayah dan daerah di seluruh Indonesia.
3. Menciptakan bisnis riil secara gradual melalui kemitraan dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta.
4. Menggerakkan pendirian unit-unit usaha berbasis koperasi di berbagai wilayah, daerah, dan cabang-cabang Pemuda Muhammadiyah yang mengacu pada program pemerintah dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan.
5. Menata pola komunikasi antar wilayah, daerah, cabang, dan ranting-ranting Pemuda Muhammadiyah berbasis teknologi informasi yang hemat dan efisien dalam rangka mempercepat arus informasi organisasi ke seluruh level kepemimpinan.
6. Mengaktifkan jaringan Pemuda Muhammadiyah dalam mendukung seluruh program kerja yang telah diagendakan organisasi.
7. Mengoptimalkan peran media cetak dan elektronik dalam mensosialisasikan program-program kerja Pemuda Muhammadiyah.
8. Meningkatkan kapasitas (capacity building) kader-kader Pemuda Muhammadiyah melalui intensifikasi pelatihan-pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi.
9. Memperluas jaringan kerjasama dengan pihak-pihak funding asing dalam bidang pengembangan masyarakat (community development).
10. Membangun jaringan lobbying ke pusat-pusat kekuasaan dan kekuatan politik yang ada.
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PROGRAM
1. IntegratifSesuai dengan karakteristiknya sebagai organisasi gerakan, maka setiap kebijakan yang akan diambil selalu dirumuskan dengan mempertimbangkan berbagai dimensi, melihat dari berbagai perspektif, dan mensinkronkan antara satu dimensi dengan dimensi yang lain.
2. Egaliter dan Kolektivitas
Dalam menjalankan roda organisasi, prinsip egalitarianisme dan kolektivitas menjadi perhatian utama dalam rangka membangun kebersamaan antar sesama kader Pemuda Muhammadiyah.
3. Gradual
Perlaksanaan program kerja Pemuda Muhammadiyah mesti dilakukan secara gradual (bertahap) dan proporsional. Kompleksitas tantangan yang dihadapi tentunya memerlukan strategi pembenahan secara perlahan-lahan sesuai dengan agenda yang ditetapkan.
4. Skala Prioritas
Efektivitas sebuah gerakan salah satunya ditentukan oleh kemampuan gerakan tersebut dalam menentukan prioritas langkah dan kebijakannya. Aktivitas yang dilakukan tentunya memiliki nilai strategis, politis, dan taktis agar tepat sasaran sesuai dengan yang harapkan.
5. Kontinuitas dan Konsistensi
Pelaksanaan program harus didasarkan atas pertimbangan kelanjutan program sebelumnya yang telah dilaksanakan. Sejalan dengan itu, realisasi program harus dilaksankan secara konsisten agar dampak yang dihasilkan lebih optimal.
6. Futuristik
Refleksi yang dilakukan dalam setiap evaluasi program dimaksudkan sebagai pijakan dalam memprediksi langkah-langkah konstruktif ke masa depan. Oleh karena itu, setiap program yang dijalankan merupakan pijakan bagi pelaksanaan program berikutnya.
1. IntegratifSesuai dengan karakteristiknya sebagai organisasi gerakan, maka setiap kebijakan yang akan diambil selalu dirumuskan dengan mempertimbangkan berbagai dimensi, melihat dari berbagai perspektif, dan mensinkronkan antara satu dimensi dengan dimensi yang lain.
2. Egaliter dan Kolektivitas
Dalam menjalankan roda organisasi, prinsip egalitarianisme dan kolektivitas menjadi perhatian utama dalam rangka membangun kebersamaan antar sesama kader Pemuda Muhammadiyah.
3. Gradual
Perlaksanaan program kerja Pemuda Muhammadiyah mesti dilakukan secara gradual (bertahap) dan proporsional. Kompleksitas tantangan yang dihadapi tentunya memerlukan strategi pembenahan secara perlahan-lahan sesuai dengan agenda yang ditetapkan.
4. Skala Prioritas
Efektivitas sebuah gerakan salah satunya ditentukan oleh kemampuan gerakan tersebut dalam menentukan prioritas langkah dan kebijakannya. Aktivitas yang dilakukan tentunya memiliki nilai strategis, politis, dan taktis agar tepat sasaran sesuai dengan yang harapkan.
5. Kontinuitas dan Konsistensi
Pelaksanaan program harus didasarkan atas pertimbangan kelanjutan program sebelumnya yang telah dilaksanakan. Sejalan dengan itu, realisasi program harus dilaksankan secara konsisten agar dampak yang dihasilkan lebih optimal.
6. Futuristik
Refleksi yang dilakukan dalam setiap evaluasi program dimaksudkan sebagai pijakan dalam memprediksi langkah-langkah konstruktif ke masa depan. Oleh karena itu, setiap program yang dijalankan merupakan pijakan bagi pelaksanaan program berikutnya.
C . Program dan Kegiatan
GARIS-GARIS BESAR HALUAN GERAKAN
GBHG adalah serangkaian strategi yang mungkin dan
memungkinkan untuk dilakukan dengan penjabaran program yang lebih realistis,
dan tentunya memiliki daya dukung yang memadai. Oleh karenanya, improvisasi,
kreatifitas dan penyesuaian atas kondisi masing-masing sangatlah mungkin
dan terkadang harus dilakukan. Dalam kaitan itulah maka dapat dirumuskan 5
(lima) pondasi utama untuk dijadikan koridor penting sebagai batasan pijakan
bersama untuk mencapai tujuan kemajuan Pemuda Muhammadiyah, yaitu; Pondasi
pertama, Tauhid. Aqidah ini penting sekali sebagai dasar gerakan kita. Jika
keyakinan kita temah, maka akan sangat rapuh gerakan Pemuda Muhammadiyah.
Sesuai dengan surat Al- Ankabut (19:41); "Perumpamaan orang-orang yang
mengambil perlindungan-perlindungan selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau
mereka mengerti".
Pondasi kedua, adatah sistem moral yang benar berdasarkan
wahyu illahi. Kita sering membaca surat Al-Baqarah (12:185); yang menyatakan
bahwa Al-Quran itu sebagai hudallinnas (petunjuk bagi ummat manusia). Kemudian
berisi keterangan (explanation) dan pembeda, yakni the distingtion between good
and evil. Jadi selain tauhid kita bangun juga sistem nilai moral yang benar.
Pondasi ketiga, adalah faith and action atau action
base on faith. Jadi melakukan amal sholeh sebanyak-banyaknya yang didasarkan
pada aqidah serta nilai-nilai moral yang benar, sehingga amal itu tidak hampa.
Tujuan amat itu menjadi jelas arahnya.
Pondasi keempat, adatah Keadilan. Keadilan ini merupakan
perintah pertama dalam Al-Quran. Innallah ya'muru bil 'adl wal ihsan, yakni
agama keadilan. Karena memang begitu jelas benang meraih keadilan itu dalam
konsep agama Islam. Jadi keaditan harus ada keseimbangan yang semetris. Semua
orang mendapat apa yang menjadi haknya dan bagi semua orang itu diminta apa
yang menjadi kewajibannya. Pemuda Muhammadiyah berusaha membangun masyarakat
yang tidak diskriminatif atau abau dende (pilih kasih).
Pondasi kelima, adalah memiliki kecenderungan
yang kuat untuk tidak putus-putusnya mengem bangkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Dalam banyak tinjauan Al-Quran dan Al-Sunnah ilmu pengetahuan itu
merupakan salah satu kunci pembangunan kehidupan menuju sejahtera tidak hanya
di bumi tapi juga di akherat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar