Organisasi Muhammadiyah merupakan
amanat umat yang didirikan dan dirintis oleh KH.Ahmad Dahlan,untuk menjunjung
tinggi dan menegakkan agama islam. Oleh karena itu, menjadi tanggungjawab seluruh
warga muhammadiyah untuk bener-benar menjadikan organisasi muhammadiyah ini
sebagai gerakan dakwah islam yang kuat dan unggul dalam berbagai bidang
kehidupan.
Setiap anggota, kader, dan
pimpinan muhammadiyah berkewajiban memelihara, melangsungkan, dan
menyempurnakan gerak dan langkah persyarikatan dengan penuh komitmen yang
istiqamah, kepribadian yang mulia, wawasan pemikiran dan visi yang luas,
keahlian yang tinggi, dan amaliah yang unggul.
Dalam menghadapi masalah dan
konflik, hendaknya mengutamakan musyawarah dan mengacu pada peraturan-peraturan
organisasi yang memberikan kemaslahatan dan kebaikan, dijauhkan dari
tindakan-tindakan anggota yang tidak terpuji yang dapat merugikan kepentingan
organisasi.
Menggairahkan al-islam dan
al-jihad dalam seluruh gerakan dan suasana di lingkungan organisasi, sehingga
muhammadiyah benar-benar tampil sebagai gerakan islam yang istiqamah dan
memiliki ghairah yang tinggi dalam mengamalkan islam.
Setiap anggota pimpinan
organisasi handaknya menunjukkan keteladanan dalam bertukar kata dan bertingkah
laku, beramal dan berjuangan, disiplin, dan tanggungjawab, dan memiliki kemauan
untuk belajar dalam segala lapangan kehidupan yang diperlukan
Di lingkungan muhammadiyah
hendaknya dikembangkan disiplin tepat waktu, baik dalam menyelenggarakan
rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang selama ini
menjadi ciri khas dari etos kerja dan disiplin muhammadiyah.
Dalam kegiatan-kegiatan seperti
di atas sebaiknya ditumbuhkan kembali pengajian-pengajian singkat dan selalu
mengindahkan waktu sholat dan menunaikan sholat jamaah. Untuk membangun
pembentukan keshalihan dan ketakwaan dalam mengelola organisasi.
Para pimpinan muhammadiyah
hendaknya sering mengikuti dan menyelenggarakn kajian-kajian islam, memakmurkan
masjid, dan menggiatkan peribadahan sesuai ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Wajib menumbuhkan perilaku amanat
dalam memimpin dan mengelola organisasi dengan segala urusannya, sehingga
kepentingan organisasi dapat dipelihara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kepentingan dakwah dan dipertanggungjawabkan secara organisasi.
Setiap anggota Muhammadiyah
hendaknya jangan mengejar-ngejar jabatan dalam persyarikatan, jangan
menghindari diri apabila memperoleh amanat sehingga jabatan dan amanat merupakan
sesuatu yang wajar sekaligus dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya.
Setiap anggota pimpinan
muhammadiya hendaknya menjauhkan diri dari fitnah, sikap sombong, ananiyah, dan
perilaku-perilaku tercela lainnya.
Di lingkunan muhammadiyah
hendaknya dibudayakan tradisi membengun imamah dan ikatan jamaah serta
jam’iyah, sehingga muhammadiyah berkembang sebagai gerakan dakwah yang kokoh.
Dengan sengat tajdid, hendaknya
setiap anggota pimpinan muhammadiyah memiliki jiwa pembaru dan jiwa dakwah yang
tinggi, sehingga dapat memelopori kemajuan positif bagi kepentingan ‘izzul Islam wal muslimin (kejayaan islam
dan kaum muslimin) dan menjadi rahmatan
lil ‘alamin (rahmat bagi alam semesta)
Setiap anggota muhammadiyah
hendaknya bertanggingjawab dalam mengemban misi muhammadiyah dengan penuh
komitmen dan kejujuran serta menjauhkan diri berbagga diri (sombong).
Setiap anggota muhammadiya
hendaknya menjauhkan diri dari perbuatan taqlid, syirik, bid’ah, takhayul, dan
khurafat.
Pimpinan persyarikatan harus
menunjukkan akhlak pribadi muslimdan mampu membina keluarga yang islami.
*Pedoman Hidup Islami
Warga Muhammadiyah
Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar