Jumat, 15 Juni 2012

"Buat yang bermasalah dengan tidurnya"

RIZKI PUSPITA SARI

GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur adalah yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah sati dari tiga masalah berikut : Insomnia; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga di tengah malam; atau rasa ngantuk yang berlebihan ketika di siang hari (Naylor dan Aldrich,1994). Banyak orang dewasa di Amerika Serikat memiliki hutang tidur yang signifikan karena ketidakadekuatan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidur malamnya dan mengalami hipersomnolen di siang hari selama melaksanakan aktivitas sehari-hari (National Commission on Sleep Disorders Research, 1993 ).
Gangguan tidur telah diklasifikasikan menjadi empat kategori utama (Thorpy, 1994). Disomnia adalah gangguan primer yang berasal dari sistem tubuhyang berbeda dan dibagi lagi menjadi tiga kelompok besar. Gangguan tidur tidur intrinsik meliputi gangguan untuk memulai dan mempertahankan tidur, yaitu berbagai bentuk insomnia dan gangguan rasa kantuk yang berlebihan seperti narkolepsi dan apnea tidur obstruktif. Gangguan tidur ekstrinsik terjadi akibat beberapa faktor eksternal, yang jika dihilangkan akan mengakibatkan hilangnya gangguan tidur. Gangguan irama sirkadian sewaktu tidur terjadi karena ketidaksejajaran antara waktu tidur san apa yang diinginkan oleh individu atau norma sosial. Parasomnia adalah perilaku tidak diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur : gangguan terjaga terjaga sebagian, atau selama transisi dalam siklus tidur atau dari tidur ke terbangun. Banyak gangguan tidur medis dan psikiatrik yang berhubungan dengan gangguan tidur dan bangun. Gangguan tersebut dibagi menjadi gangguan tidur yang berhubungan dengan psikiatrik, neurologik, atau gangguan medis lainnya. Gangguan tidur yang masuh bersifat usulan adalah gangguan baru yang belum memiliki banyak informasi yang adekuat mengenai keberadaan gangguan tersebut.
Riwayat kesehatan, sosial, keluarga, dan tidur yang lengkap dan cermat harus diperoleh untuk mendapatkan informasi rinci tentang keluhan tidur (Naylor dan Aldrich,1994). Kajian laboratorium tentang tidur sering kali digunakan untuk mendiagnosa gangguan tidur, termasuk penggunaan polisomnogram(PSG) di malam hari dan Multiple Sleep Latency Test (MSLT) (Carskadon, 1994). PSG melibatkan penggunaan EEG, EMG, dan EOG untuk memantau tahapan tidur dan bangun selama tidur malam.  MSLT memberi informasi objektif tentang tidur dan aspek-aspek terpilih dari struktur tidur dengan mengukur dengan seberapa cepat individu tertidur selama empat kesempatan tidur siang sepanjang hari. Episode REM awitan tidur juga dicatat karena abnormalitas ini berhubungan dengan beberapa gangguan tidur.
a.    Insomnia : adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif (Zorick, 1994).
b.    Apnea tidur : adala gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan  mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
c.    Narkolepsi : adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun atau tidur.
d.    Deprivasi tidur : adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia.
e.    Parasomnia : adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar